Puncaknya adalah saat anak saya jatuh sakit, padahal hanya sakit demam yg biasa dialami anak balita pada umum nya. Saya langsung merasa keputusan saya untuk kembali bekerja adalah salah, saya benar-benar menyalahkan diri saya karena mengorbankan anak hanya demi keinginan saya untuk bekerja. Setelah anak sembuh pun saya sempat berpikir untuk mengundurkan diri dari kantor dan kembali menjadi full time mom. Tapi berkat dukungan keluarga dan atasan saya yang tidak mempermasalahkan jika saya izin saat anak sakit, saya pun kembali bekerja seperti biasa nya. Tapi rasa bersalah tersebut tidak pernah berkurang, saya menjadi overprotektif terhadap anak dan memiliki kecenderungan memberikan barang dan mainan yang tidak dibutuhkan anak demi membayar rasa bersalah tersebut. Saya jadi terlalu memikirkan keadaan rumah saat di kantor sehingga banyak pekerjaan tidak selesai dan menjadi pikiran saat di rumah bersama anak. Semakin lama perasaan saya semakin tidak menentu, mood saya menjadi tidak terkontrol sehingga malah sulit menikmati waktu bersama keluarga.
Saya berpikir sepertinya saya tidak bisa begini terus, saya harus mencari solusi dari semua beban ini. Akhirnya saya banyak membaca berbagai macam buku maupun artikel parenting dan berbagi cerita dengan ibu bekerja lain nya. Dari semua buku yang saya baca dan berbagai obrolan di forum ibu bekerja sepertinya kesimpulan yang saya dapat adalah bukan masalah ibu bekerja atau tidak bekerja karena "anak hanya butuh ibu yang bahagia". Maka seorang ibu jika ingin anak yang bahagia harus berusaha bahagia terlebih dahulu. Saya jadi sadar bahwa sumber masalah yang selama ini membuat saya menjadi tertekan dan tidak bahagia adalah rasa bersalah saya karena bekerja bisa membuat saya lebih bahagia.
Saya sadar bahwa saya tidak bisa melawan rasa bersalah tersebut, akhirnya saya menerima dengan ikhlas. Saya jadi berpikir saya bekerja atau tidak toh akan tetap ada waktunya anak-anak akan sakit, sekuat apapun saya berusaha menjaga akan ada saatnya anak-anak akan terjatuh atau merasa sedih. Ternyata selama ini saya terlalu keras dengan menyalahkan diri sendiri, maka hal pertama yang saya lakukan adalah memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri.