Kamis, 23 Agustus 2018

Rasa Bersalah

Puncaknya adalah saat anak saya jatuh sakit, padahal hanya sakit demam yg biasa dialami anak balita pada umum nya. Saya langsung merasa keputusan saya untuk kembali bekerja adalah salah, saya benar-benar menyalahkan diri saya karena mengorbankan anak hanya demi keinginan saya untuk bekerja. Setelah anak sembuh pun saya sempat berpikir untuk mengundurkan diri dari kantor dan kembali menjadi full time mom. Tapi berkat dukungan keluarga dan atasan saya yang tidak mempermasalahkan jika saya izin saat anak sakit, saya pun kembali bekerja seperti biasa nya. Tapi rasa bersalah tersebut tidak pernah berkurang, saya menjadi overprotektif terhadap anak dan memiliki kecenderungan memberikan barang dan mainan yang tidak dibutuhkan anak demi membayar rasa bersalah tersebut. Saya jadi terlalu memikirkan keadaan rumah saat di kantor sehingga banyak pekerjaan tidak selesai dan menjadi pikiran saat di rumah bersama anak. Semakin lama perasaan saya semakin tidak menentu, mood saya menjadi tidak terkontrol sehingga malah sulit menikmati waktu bersama keluarga. 

Saya berpikir sepertinya saya tidak bisa begini terus, saya harus mencari solusi dari semua beban ini. Akhirnya saya banyak membaca berbagai macam buku maupun artikel parenting dan berbagi cerita dengan ibu bekerja lain nya. Dari semua buku yang saya baca dan berbagai obrolan di forum ibu bekerja sepertinya kesimpulan yang saya dapat adalah bukan masalah ibu bekerja atau tidak bekerja karena "anak hanya butuh ibu yang bahagia". Maka seorang ibu jika ingin anak yang bahagia harus berusaha bahagia terlebih dahulu. Saya jadi sadar bahwa sumber masalah yang selama ini membuat saya menjadi tertekan dan tidak bahagia adalah rasa bersalah saya karena bekerja bisa membuat saya lebih bahagia.
 
Saya sadar bahwa saya tidak bisa melawan rasa bersalah tersebut, akhirnya saya menerima dengan ikhlas. Saya jadi berpikir saya bekerja atau tidak toh akan tetap ada waktunya anak-anak akan sakit, sekuat apapun saya berusaha menjaga akan ada saatnya anak-anak akan terjatuh atau merasa sedih. Ternyata selama ini saya terlalu keras dengan menyalahkan diri sendiri, maka hal pertama yang saya lakukan adalah memaafkan dan berdamai dengan diri sendiri. 

Senin, 28 Maret 2016


Tidak terasa..

Rasanya baru saja dia menghampiriku subuh itu, memberikanku hadiah kecil..
Rasanya baru kemarin juga dia datang memberiku ice cream..
Iya, rasanya baru kemarin..
Waktu terasa cepat berlalu, berlalu bersama melewati waktu..

Banyak sekali semoga yang ku panjatkan dalam hubungan ini, mungkin terkesan banyak permintaan, tapi aku percaya Tuhan senang mendengar doaku..
Akupun percaya Tuhan akan segera memberikan satu demi satu apa yang aku butuhkan atau mungkin menggantikan dengan yang lebih baik dari apa yang aku doakan..

Semoga kebersamaan ini selamanya, semoga Allah selalu memberikan restu-Nya.. amin..

Kamis, 10 September 2015

Assafa Hairi

Terima kasih ayang, karena selalu ada menemani dan menjadikanku perempuan paling beruntung karena telah kau pilih untuk jadi ratu di hatimu.
Terima kasih telah menerima segalaku, memaklumi semua tingkahku, selalu membuat bahagia menjadi berlipat ganda. Selalu menjadi yang paling perduli soal aku, walau terkadang kau sering kali membuatku kesal, menjadikan hatiku mendadak sebal, tapi aku suka..
Karena apapun bentuk lakumu selalu membuatku jatuh hati.

Tetap berdua ya, jangan mendua.. Tetap menjaga bukan menghadirkan orang ketiga.
Semoga kita ini layaknya sepasang merpati yang akan setia sampai mati.

Dari perempuan yang tak pernah alfa dalam menyayangimu.

.bunga.

Minggu, 26 April 2015

Mencintai Perempuan yang Gemar Menulis

Mencintai perempuan yang gemar menulis

Kau akan tahu

Kau harus bersikap lebih manis

Karena kata-kata baginya adalah candu

Serupa rindu yang mampu ia genggam berlama-lamanya waktu.

Mencintai perempuan yang gemar menulis

Kau seharusnya bersyukur

Karena seburuk apapun sikapmu

Akan tetap ia abadikan namamu

Dalam setiap goresan pikirannya

Ya, kau akan abadi. 
Baginya kau abadi.

Mencintai perempuan yang gemar menulis

Kau harus (setidaknya) rajin membaca

Karena seringkali, diamnya adalah alat
 untuk ia tuangkan dalam tulisan khidmat

Dari sana kau tahu

Bahwa sesungguhnya ia gemar berkata

Hanya saja, bukan lewat bibir indahnya.

Mencintai perempuan yang gemar menulis

Kau harus berhati-hati

Karena bila kau membuatnya sakit hati

Kau akan terkejut

Betapa tulisannya lebih dari sekedar mengiris nurani

Ia bisa membuatmu sekejap ‘mati’

Mencintai perempuan yang gemar menulis

Kau harus menghargai setiap tetes tintanya

Karena selain buah pikir, itu juga adalah separuh hidupnya,

: seperti juga kau, yang dicintainya.

Minggu, 19 April 2015

Tujuh Baris Dalam Diam yang Baik Milik Seseorang

Dalam diam yang baik, ada seseorang yang tersenyum getir menahan debar jantungnya agar tidak gegabah, sebab rindu memporakporandakan harinya yang seharusnya berlangsung menyenangkan. Ia berharap waktu berjalan cepat, kecuali saat menggenggam tanganmu.

Dalam diam yang baik, ada seseorang yang menjaga irama langkahnya agar tak menyerah memahamimu, memperbaikimu, dan menguatkanmu sambil berharap tak pernah dihampiri keinginan untuk menyerah.

Dalam diam yang baik, ada seseorang yang membayangkan hidup dalam satu atap bersamamu. Bangun ketika kau masih sibuk menikmati mimpi, lalu ia bergegas mandi, menyiapkan sarapan, dan mengecup keningmu dengan hati-hati agar kau terjaga dengan bibir tersenyum.

Dalam diam yang baik, ada seseorang yang tak kenal lelah memantaskan diri agar kau tak malu bersanding di sampingnya, pula supaya kedua orang tuamu percaya menitipkan hidupmu dengannya. Pagi hingga sore hari ia habiskan untuk mencari alat tukar kebutuhan. Malamnya telah ia tetapkan untuk menghadap Tuhan.

Dalam diam yang baik, ada seseorang yang bersahabat baik sejadah. Ia duduk tenang dan menyerahkan apa yang ia tidak punya, memintal doa beserta amin dalam luruh air matanya yang luhur hingga subuh tiba.

Dalam diam yang baik, ada seseorang yang berharap besar ialah satu-satunya orang yang menjadi pemilik hatimu, selamanya.

Dalam diam yang baik, seseorang itu memiliki keinginan sederhana; selalu membuatmu bahagia karena menemukan separuh dirinya dalam dirimu.

Rabu, 15 April 2015

Sebentar, ada yang perlu ku beri tahu..

Begini, hatiku sudah tak lagi cantik.

Beberapa kali ia jatuh di tangan yang salah. Mereka tak menjaganya dengan baik. Ada beberapa goresan di sana sini. Warnanya juga tak lagi merah segar. Ada banyak sisi yang tampak biru lebam. Ada yang pernah memegangnya dengan ceroboh.

Diam saja walaupun hatiku terhentak dengan keras, hingga memarnya mustahil hilang tanpa bekas. Ia juga beberapa kali patah. Ada yang dengan sengaja membantingnya hingga terbelah jadi dua. Yang ini membuatku hampir kehabisan darah.

Tunggu dulu, itu bukan yang paling parah. Karena ada yang dengan wajah dingin, menginjaknya hingga hancur tak berbentuk. Aku tak lagi merasakan air asin yang meleleh hingga sudut bibir saat memunguti pecahannya. Aku memang berhasil menyatukan potongan-potongannya kembali. Jangan tanya berapa lamanya. Aku dengan sengaja tak menghitung hari, aku tak ingin gila. Bentuknya tak lagi sempurna, tapi sudah tak kutemukan lagi sisa pecahannya. 
Mungkin tak terlihat karena terlalu kecil, atau bisa saja masih tersangkut di sepatunya. Aku tak tahu.

Aku tak memaksamu untuk paham. Dengan kondisi seberantakan ini, aku tak sepeka dulu dalam menangkap rasa.

Aku tak bisa secepat dulu mengartikan emosi. Ini cinta, atau hanya kagum semata. Ini rindu, atau sekedar ingin bercumbu. Aku kesulitan membedakan. Kondisinya tak memungkinkan untuk jatuh cinta secepat itu.

Sebelum memutuskan untuk tinggal, pikirkan baik-baik.

Senin, 03 Februari 2014

Drama Korea ^^

Happy Ending.

Aku, suka banget sama drama korea.. bisa dibilang 8 dari 10 film terbaru korea.. Aku tau, bahkan aku punya dvdnya, ada yang bingung, bahkan ga sedikit yang nanya..

"kenapa sih? sebegitu sukanya sama drama korea?"
 
Kalo kamu pernah nonton, pasti kamu tau.. di dalam drama tersebut, selalu ada Pria dengan segala kemampuan mereka, pria yang nyaris sempurna secara fisik dan mental.. Pria impian sepanjang masa.. Wanitanya? tentunyaa sama luar biasanya..
di dalam setiap 16-20 episode film itu, pasti ada cerita perkenalan, penjajakan, keromantisan, konflik, dan happy ending.

dan tentunya, setiap nonton.. Aku akan terbuai dengan keindahan ending yang mereka miliki.. Dengan situasi aku sekarang, tontonan seperti inilah yang aku butuhkan.. tontonan yang bisa ngebuat aku seneng, dengan hal-hal semu.. tontonan yang setidaknya bisa membuat aku ketawa, nangis, dan marah oleh suatu hal yang pasti membuahkan suatu ending yang bahagia..

can i have my own happy ending?

kadang aku nanya di dalam doa.. apa harus sesulit ini mencintai? apa harus seletih ini memiliki hati? ga bisakah aku memiliki kisah yang sama persis seperti film drama? kisah yang walaupun bersusah susah, toh tau ujungnya bakal seneng...

but then, ketika kamu memiliki kebahagiaan mutlak, apalah arti sebuah kebahagiaan? :)